Newest Post

Archive for 2016

WIZARD OF OZ



Pada suatu hari, hiduplah seorang gadis ramah dan baik hati bernama Sayu. Ia tinggal di desa kecil bersama temannya, Tianyi.
Tianyi: (menoleh ke arah Sayu) Sayu! Tolong petik buah-buahan di pekarangan rumah kita! (membawa beberapa peralatan pertanian)
Sayu: "Paan lu main nyuruh aja. Capek tau." (nguap)
Tianyi: (melemparkan pisau dan keranjang) "Somplak amat. Buruan gih entar kagak sempet dijual. Gak makan lagi hari ini mau lu?"
Sayu: Oke dah! (membuka pintu rumah dan mulai memetik buah-buahan)
Sayu: Ah, langitnya gelap sekali. (menatap ke langit yang mulai gelap)
Tianyi: Woi Sayu(r)! Sudah selesai belum?!
Sayu: Sebentar! Tian(g)yi, lihat deh, sepertinya akan terjadi badai malam ini.
Tianyi: Wah, masa? (menyibak tirai jendela dari dalam rumahnya)Iya, benar. Ayo bantu aku membereskan semuanya!
Sayu: (masuk ke dalam rumah) Baiklah.
Tiba-tiba datang angin puting beliung dan dengan cepat menghantam rumah mereka.
[]
Sayu: (mengedipkan mata dan melihat ke sekeliling) Eh, ini di mana?! (melihat keranjang buah dan mengambilnya) "Sampe-sampe nih keranjang kebawa juga."
Haku: AH! MAKASIH NONA UDAH BUNUH PENYIHIR JAHAT DARI TIMUR~!(memeluk Sayu erat-erat)
Sayu:(kaget) "BUSET SIAPA LU?MAIN PELUK-PELUK AJA!" (Ngelepasin diri)
Haku: (Pokerface) "Aku seorang pemburu penyihir."
Sayu:“E-Eh?”(melihatseseorangtertimparumahnya)Orang itu siapa? Kasian amat ketiban rumah gede kek gitu.Ah! Aku harus ngapain! Dia kan udah mati, ntar aku dituduh ngebunuh oranggimana dong! (panik)
Haku: Santai aja. Dia itu penyihir jahat dari barat!
Sayu: O-Oh, gitu ya. Ngomong-ngomong, aku di mana?
Haku: Ini di Oz! Masa gak tahu sih?!
Sayu: Lah, gak tahu ane. Aku kan bukan orang sini. Omong-omong, tahu caraku biar bisa ke Kansas lagi gak?
Haku: Kansas? Apa itu?
Sayu: Itu ... um, rumahku...Masa kagak tau sih?
Haku: Emang kagak. Tapi Penyihir Agung Oz kayaknya tahu deh,
Sayu: Wah? Kenapa harus dia? Ciee, berarti lu gak tauu~
Haku: Soalnya dia bisa ngabulin segala permintaan kita! ... Dan gua beneran gak tau, woi.
Sayu: Maap, maap," (ngakak) "Kalau gitu gimana caranya aku ketemu dia?
Haku: Tinggal ikuti jalan berbatu bata berwarna kuning ini. Tapi ambillah sepatu penyihir dari utara ini."
Sayu: (berpikir sejenak) "Tadi lu bilang penyihir jahat dari timur, kenapa sekarang penyihir dari utara? Yang bener yang mana?"
Haku:"Sebenarnya penyihir ini berasal dari selatan."
Sayu: "..."(menggampar wajahnya sendiri)
Haku: "Sudah ambil saja. Ini pasti berguna untuk perjalananmu. (memberikan sepatu ke Sayu)
Sayu: (memandangi sepatunya) "Tapi ... Ini 'kan namanya nyolong"
Haku: "Orangnya udah mati gini jadi gapapa." (watados)"Lagian dia juga nyolong dari tukang loak."
Sayu: (facepalm)Oh, oke ... Makasih ya. (membungkuk, kemudian pergi)
[]
Hari itu Sayu berjalan dengan senyuman di wajahnya, petualangannya pun dimulai. Di perjalanannya, ia bertemu seseorang yang tengah bermain sendiri sambil tertawa. Terkadang ia menghitung jumlah tumbuhan yang tumbuh di sana. Dan pada saat itu juga orang itu memandang ke arah Sayu.
Rin: (nyengir) Hai, Nona! Kamu lagi ngapain?
Sayu: (tersentak) O-Oh, halo juga. Umm, gue lagi napas. Masalah?"
Rin: (pasang muka bingung) "Kenapa kamu lagi napas? Kuker amat."
Sayu: (menahan diri agar tidak menggampar muka rese di depannya) Sebenarnya saya sedang dalam perjalanan"
Rin: "Perjalanan? Memangnya mau kemana?" (Nyengir sambil mencabuti rumput yang masih segar)
Sayu: Saya ingin pergi ke tempat Penyihir Agung Oz. (nahan esmosi)
Rin: Agung ... Ojan? Apa tadi? (Masih menyengir, sesekali berputar-putar mengelilingi Sayu)
Sayu: Penyihir Agung Oz. Katanya, ia dapat mengabulkan segala permintaan kita! (semangat)
Rin: Begitu ... (mengangguk-angguk) Apakah ia bisa memberiku kepintaran? Aku mau belajar membedakan macan dan harimau. (Pose berpikir)
Sayu: Oh, bisa dong. Dan ... Macan sama harimau itu sama,mbak. (sweatdrop)
Rin: "Hmm... Perasaan beda deh."
Sayu: (menarik tangan Rin) Sudahlah!Ayo ikut denganku melewati jalan batubata berwarna kuning ini dan kita akan sampai di tempat Penyihir Agung Oz.
Rin: Yeay, oke! (Bersorak girang)
Sayu: Sebelum itu ... Boleh kutahu siapa namamu?(Tersenyum tipis) Namaku Yurika Sayu.
Rin: KagamineRin! Salam kenal ya Sayu! (Berjabat tangan dengan penuh semangat)
Dalam hati, Sayu menyayangkan orang-orang negeri oz yang kebanyakan rada-rada absurd. Tapi diajuga bersyukur karena beberapa dari mereka bersikap baik dan ramah.
[]
Sayu dan Rin pun berjalan bersama menuju tempat Penyihir Agung Oz. Di tengah perjalanan, mereka melihat seorang perempuan yang tengah bersandar di pohon seraya memegang sebuah pedang. Tubuhnya terdapat banyak bercak darah dan iaterengah-engah.
Rin: Itu orang kenapa ya? Kok berdarah gitu sih? Emang ada perang? Kayaknya gak ada deh. (bingung)
Sayu: E-Entahlah ... (Bergidik)"Apalagi ia membawa pedang penuh bercak darah seperti itu. Seharusnya kita tidak boleh mengganggunya."
Rin: Oh, oke kalo gitu. Akan kuhampiri dia—“ (lengannya ditarik oleh Sayu dan mereka bersembunyi di semak-semak agar tidak ketahuan oleh orang itu)
Sayu: (menjitak kepala Rin) Sudah kubilang jangan mengganggunya! Dengar gak sih?
Rin: Hehe maaf. Tapi, kita gak boleh ngebiarin dia kayak gitu. Kalo dia mati gimana coba? Entar kita dapat dosa karena tidak bisa mencegahnya. (menunjuk ke arah bercak darah yang ada di baju orang itu) "Lagipula kan kasihan, kayaknya dia kesakitan!"
Sayu: Iya juga sih. Kalau gitu, aku akan menghampirinya. (berdiri dan berjalan menghampirinya)
Rin: Hati-hati! Jangan sampai mati muda!
Sayu menoleh dan memandang Rin dengan tatapan diem-lu-atau-gak-gua-ajakin-lu-ikut-lagi. Rin mengangguk seolah mengerti, padahal sebenarnya dia sedang merenggangkan otot lehernya yang agak kaku.
Sayu pun berjalan ke arah orang itu dengan hati-hati.
Sayu: P-Permisi ...
Yukari: (Menatap tajam Sayu) ... Mau apa lu?
Sayu: (tersenyum miris sambil menggigit bibir bawah) U-Uh, jadi begini ... A-Apa kau kesakitan?
Yukari: Hah? (Bingung, tapi masih menatap Sayu tajam)
Sayu: (Menunjuk ke arah baju Yukari yang penuh dengan darah) Pakaianmu ... Penuh darah ... Apa kau terluka?
Yukari:"Ini bukan darahku." (Terdiam selama beberapa detik) ... Aku habis membunuh orang.
Sayu: (Menjerit tertahan seraya melotot ke arahnya) Ap?!
Rin: (Keluar dari semak-semak) Sayu, ada apGILA! SEREM AMAT! (memucat)
Sayu: (menyikut lengan Rin) Jangan keras-keras ngomongnya! Nanti digigit!
Yukari: (memicingkan matanya ke arah mereka berdua) Jadi kalian mau apa?
Sayu: Ugh kami mau bertemu Penyihir Agung Oz.
Yukari: Ngapain?
Sayu: Katanya dia bisa ngabulin segala permintaan kita! Aku ingin pulang ke rumahku,
Rin: Dan aku ingin jadi anak pintar!
Yukari: (berpikir sejenak) Ya udah, aku ikut deh. Aku juga ingin punya belas kasihan,
Sayu: Namamu ?
Yukari: Yuzuki Yukari.
[]
Kemudian Sayu, Rin, dan Yukari pun melanjutkan perjalanan mereka mengikuti jalan berbatu kuning.
Yukari: (mengacungkan pedang ke semak-semak) Keluar!
Rin: EH YUKARI KENAPA?! (kaget)
Yukari: Ada yang bersembunyi di balik semak-semak itu. (menunjuk pepohonan) "Keluar, nyet! Gua gak gigit!"
Rin: Hantu ya? Ih serem!
Sayu: Siapa pun di sana, keluarlah. Kami tidak akan menyakitimu mungkin?
Yowa: (keluar dari semak-semak sambil menangis)
Sayu: Lah... Kenapa kamu menangis?
Yowa: A-Aku menangis karena temanmu menyeramkan …”
Yukari: "Lu bilang gua serem?" (melotot) "Badai gini dibilang serem, dasar katarak."(kibas rambut sementara)
Yowa: "K-Kyaaaa!! Aduh, keluar ... Keluar cairaan!" (tak kuasa menahan ngompol)
Rin: "Err ... Kayaknya kau berlebihan deh, Yukari ..." (speechless)
Yukari: Hmph! Kalau kau tidak mencari gara-gara denganku, aku tak akan menyakitimu, (menurunkan kembali pedangnya)
Yowa: Andai ada yang bisa mengabulkan permintaanku ... aku hanya ingin keberanian,
Rin: Kalau gitu ayo ikut kami bertemu Agung Sihir Ozo! Kamu pasti bisa dapet keberanian!
Sayu: (menepuk pundak Rin) "Penyihir Agung Oz, Rin." (memandang Yowa) "Ayo kita pergi bersama-sama!"
Yowa: Baiklah kalau begitu A-Aku Shion Yowa.
Mereka semua pergi ke istana Penyihir Agung Oz bersama-sama. Akhirnya, mereka pun tiba di kota Emerald, sebuah tempat yang paling indah yang pernah mereka lihat. Mereka berjalan ke istana yang ada di sana. Setelah meminta kepada penjaga untuk menemui Penyihir Agung Oz, mereka pun sampai di sebuah ruangan sangat luas. Di sana, duduk seorang perempuan yang cantik.
Defoko:"Selamat datang di kerajaan ini," (mengayunkan tongkat sihirnya) "Aku Oz. Penyihir di dunia ini. Apa yang membawa kalian datang ke sini?
Sayu: Aku ingin pulang ke Kansas.
Rin: Aku ingin menjadi pintar.
Yukari: Aku ingin rasa belas kasihan.
Yowa: Aku ingin keberanian.
Defoko: Maaf, namun aku tidak bisa membantu kalian. Kecuali jika kalian membawakanku gagang sapu milik Penyihir Jahat dari Barat.
Sayu: (Memicingkan mata) "Wah bilang aja kalo lu kagaj bisa. Jadi selama ini lu ngibulin orang-orang doang. Ckckck," (menggelang-gelengkan kepala)
Defoko: "Asem! Lu katabuaya darat!" (Gebrak meja)
Yukari: Woles napa," (ngancungin pedang) "Jadi... Bagaimana kami bisa menemukan Penyihir Jahat itu?
Defoko: Sebelumnya aku peringatkan kalian karena semua orang yang pergi menemui Penyihir Jahat tidak pernah kembali lagi.
Yowa: Hah? Apa yang terjadi dengan mereka? (hampir menangis)
Defoko: "Entahlah, mungkin mereka dikutuk jadi batu—"
Yowa: "Hueee aku takut kena kutukan malin kundang—"
Defoko: "Atau mungkin dibunuh—"
Yowa: (pingsan)
Yukari: "Bagaimana cara kami agar bisa sampai ke sana?"
Defoko: Kalian ikuti saja jalan ke Barat. Kalau beruntung kalian akan menemukan kastil Penyihir Jahat.
Yukari: Ugh. Kalau beruntung ...
Sayu: Terima kasih.
Setelah Yowa sadar, mereka pun meninggalkan istana dan berlari ke arah Barat secepat yang mereka bisa. Keempatnya merasa sangat lelah dan memutuskan untuk beristirahat.
Penyihir Jahat dari Barat, yang hanya memiliki satu mata, namun memiliki kemampuan seperti teleskop, bisa melihat ke mana saja dengan ruang lingkup yang sangat luas. Ia melihat keempatnya dan menyadari sepatu merah Sayu. Lalu ia memanggil budaknya, monyet-monyet bermuka nyebelin yang bersayap.
Gakuko: Cepatlah kemari, monyet. Tangkap gadis berkerudung merah itu dan bawa ia ke sini. Aku menginginkan sepatu ajaibnya.
Padahal kenyataannya tidak ada gadis berkerudung merah.
[]
Monyet-monyet bersayap itu terbang ke langit. Langit pun menjadi gelap ketika mereka terbang ke arah Sayu dan teman-temannya. Yukari adalah orang pertama yang melihat mereka.
Yukari: Monyet-monyet bersayap!! Cepat, lari dan sembunyi!!
Tapi itu terlambat! Tiba-tiba monyet-monyet itu berada di atas mereka. Keempatnya mencoba melawan, namun gagal! Monyet-monyet itu terlalu banyak. Namun para monyet itu kebingungan, karena di sana tidak ada yang memakai kerudung merah. Yang ada gadis yang membawa keranjang, membawa pedang, yang selalu nyengir, dan yang dari tadi menangis mulu.Karena bingung, akhirnya monyet-monyetitu menangkap Sayudan membawanya kembali ke kastil.
Gakuko: Berikan sepatu itu padaku!
Sayu: Enak saja! Ini punyaku! Makanya modal dong!"
Gakuko: "...Dasar kau ..."
Budak Penyihir Jahat pun mencoba melepas sepatu Sayu. Namun sepatu itu sepatu ajaib yang berarti tidak bisa dilepas begitu saja kecuali jika Sayu yang meminta sepatu itu lepas.
Gakuko: Kalau kau tidak mau memberikan sepatumu, aku akan membunuhmu!
Sayu: (memeluk lututnya erat-erat) "Gak bakal, dasar sinting!"
Gakuko: (marah) "APA KAU BILANG?!" (melipat tangannya) Huh, baiklah. Aku akan kembali satu jam lagi. Kalau kamu tidak memberikan sepatunya, aku akan membunuhmu. Kali ini beneran. Gak ada nawar lagi.
Satu jam berlalu dan Penyihir Jahat kembali. Ia tak menyadari bahwa Yukari, Yowa, dan Rin sedang memanjat dinding. Sekali lagi Penyihir itu meminta sepatu Sayu, namun Sayu tetap menolak. Tepat saat itu Yowa memecahkan kaca dan Yukari mengacungkan pedangnya.
Rin: MANA PENYIHIR JAHATNYA! (mengacungkan ranting)
Yukari: Itu, bodoh! (menunjuk Penyihir Jahat)
Rin: Masa? Gak keliatan kayak penyihir jahat tuh. Malah dia kayak orang biasa-biasa saja.
Sayu: Aduh, Rin. Ini bukan waktunya jadi oranglemot...
Gakuko: Heh, bocah. Gak usah sok jadi pahlawan dan ini bukan taman kanak-kanak. Pergi kalian kalau masih ingin hidup!
Yukari: Dih, enak saja. Gak tahu ya aku udah pro dalam hal bertarung!
Rin: "Dan juga, gua bukan bocah, nenek pesek!" (teriak kencang)
Gakuko: Halah modal pedang doang. Gak ada apa-apanya sama sihir yang kupunya. ... DAN SIAPA YANG KAUPANGGIL NENEK PESEK?!
Rin: "Siapa nanya." (menjulurkan lidahnya) Eh jadi ini debat ya bukan serang-serangan kayak perang gitu ... Tak kusangka nenek mancung ke dalam ini begitu lemah~
Gakuko: Monyet! Tangkap mereka! (menyerukan titahnya dengan penuh amarah)
Empat monyet bersayap meloncat ke arah Yowa.
Yowa: Sebenernya aku dari tadi nahan buang air kecil tapi demi Sayu aku rela! (mengalahkan mereka dengan ranting pohon berujung runcing)
Gakuko: (mengambil obor dan mendekatkannya ke rambut Yowa) "MATI KAU, BOCAH TENGIK!"
Sayu: (mengambil ember air terdekat dan melemparnya ke Penyihir Jahat)
Gakuko: BUSET. JANGAN AIR ITU BODOH. (memudar dan hilang)
Ternyata cairan tersebut merupakan ramuan berbahaya yang Penyihir Jahat buat. Semua makhluk yang ada di dalam kastil itu senang karena akhirnya mereka terbebas dari kutukan Penyihir Jahat. Sayu mengambil sapu milik Penyihir Jahat di lantai. Keempatnya mengucapkan selamat tinggal kepada makhluk di kastil dan kembali ke istana Penyihir Agung Oz.
Di perjalanan menuju istana, Sayu teringat sesuatu.
Sayu: "Apa diantara kalian ada yang ingat jalan untuk kembali ke istana?"
Yowa: "Eh? (Menggaruk kepalanya) A-aku tidak ingat... maaf..."
Yukari: "Harusnya kita menebar sesuatu di sepanjang jalan, agar kita tidak tersesat seperti ini. Mungkin darah?"
Yowa: (Menjerit takut) "J-jangan darah!"
Sayu: "Apa kalian tidak merasa aneh? Untuk apa penyihir Oz menyuruh kita mengambil gagang sapu Penyihir Jahat? tidak berharga sama sekali."
Rin: "Mungkin penyihir Oz menyuruh kita memenuhi permintaan kita sendiri."
Kini atensi terarah kepada Rin.
Rin: "Maksudku begini ... Yowa, kau ingin berani, kan?"
Yowa: (mengangguk) "Tentu saja..."
Rin: "Nah, di saat melawan Penyihir Jahat, kau tidak gentar sama sekali. Kau tetap berusaha untuk menyelamatkan Sayu. Kau pemberani, Yowa ..."
Yowa: (terpukau)
Rin: "Dan Yukari ... kalau kau tidak punya belas kasihan, maka kau tidak akan menyelamatkan Sayu dari bahaya. Meski kau seorang pembunuh, tapi kau masih punya sisi baik, Yukari ..."
Yukari: "Dan kau Rin, kau mendadak jadi pintar. Rasanya tadi kepalamu tidak terbentur apa pun."
Rin: "Menurutku, sebenarnya aku pintar, hanya saja hilang bagai butiran debu."
Sayu: "Kau bisa-bisanya bergurai disaat seperti ini..." (Spechless)
Semua kembali memperhatikan Sayu.
Yowa: "Apa hanya Sayu yang keinginannya tidak terpenuhi?" (Menunduk sedih)
Yukari: "Kalau si Penyihir Jahat ingin mengambil sepatu itu, pasti sepatu itu memiliki kekuatan sihir."
Rin: "Mungkin saja itu adalah kunci agar Sayu kembali ke dunianya! Coba saja, seperti diketukkan ke tanah, dijilat, atau diapalah!"
Sayu: (Memandangi tanah sejenak) "Mungkin... Aku akan coba mengetuk-ngetuk sepatu ini ke tanah. Siapa tahu berhasil."
Yowa: "Kuharap itu berhasil, Sayu."
Sayu pun mencoba mengetukkan sepatunya ke tanah. Kemudian cahaya keemasan berpedar mengelilingi Sayu. Lama kelamaan bayangan Sayu mulai memudar seiring dengan waktu yang terus berjalan.
...
Sayu mengedipkan matanya saat mendengar suara Tianyi yang terus-terusan memanggilnya. Saat matanya terbuka, dapat terlihat wajah Tianyi yang menatapnya dengan tatapan yang err, berseri-seri?
Sayu: "Loh, aku sudah di rumah?"(menguap) "Tianyi..." (terharu)
Tianyi: "SAYUUU! Hari ini kita dapat banyakdanabantuan dari pemerintah, dan kita bisa makan yey!"
Sayu: (sweatdrop) "... Kamu gak khawatir sama aku?
Tianyi: (pasang muka bego) "Hah? Ngapain juga harus khawatir?"
Sayu: "Buset dah, gua ngilang kemaren dan baru balik hari ini tapi lu sama sekali kagak khawatir? Temen macem apa lu?"
Tianyi: "Jangan ngelantur, nyet! Lu ada di sini daritadi, sejak ada badai gede gitu dan kerjalu cuma tidur."
Sayu: "Hah? Serius?"
Tianyi: "Duarius. Udah buruan mandi, terus kita metik buah lagi di kebon." (Pergi keluar kamar)
Sayu terdiam di tempatnya untuk beberapa saat. Aah! Mana mungkin petualangan hebatnya adalah mimpi, itu terlalu nyata untuk disebut sebagai mimpi. Biarlah hanya dia yang mengetahuinya. Dan ia pun bertekad tak akan pernah melupakan petualangannya di Dunia Oz.

tamat

Wizard of Oz

Rabu, 13 Juli 2016
Posted by Unknown
Naskah Drama Asrama Cherryslovia  : Ryu no Uta

SCENE 1
.
.
.
Di sebuah taman terlihat seorang utaite yang sedang duduk di sebuah bangku yang dekat dengan danau. Samar-samar terdengar senandung alunan lagu dari mulutnya.

Utaite :
「 Yurusudakedemo, taemeku dake demo
Tada, kitto. Sou, kitto dare mo kawarenai
koto.
Kizutsukenai yowasa ga ikirarenai hodo
Ookiku soudattano.

Oboeteimasuka, hajimete aetta koto mo,
Kimi no uso mo, amae mo, yowasa mo,
Nagashiteyuku youna
Kono asa yake de ano hi no you ni
Kimi wa mata suteki ni kawatteyuku 」

Senandung alunan lagu yang keluar dari mulutnya merambat di udara. Pelan, begitu merdu, lembut, dan juga sedih. Tidak jauh dari tempatnya duduk, terlihat seseorang sedang memperhatikannya.

Utaite :
「 Ai wo utatta daichi wo ketta
Ima, saiteidatte koroshita saigo mo
Fukanzen datte futashikani natte
Hora kettobashite, naiya.

Saigetsu ga megutte koe wo tadotte
Mata umare kawarettara
Massaki ni kimi ni ai ni ikou.

Aishiteimashita.
Saigo made, kono hi made.
Soredemo owari ni suru no wa watashi nano
desuka,
Kimi no shiawase na mirai wo, tada
negatteru.

Kimi no iru sekai de waratta koto,
Kimi no miru mirai wo uranda koto,
Kimi no koe, nukumori, taido ai no subete ni
sayonara. 」

Produser : *tepuk tangan* Wow, membagikan kesedihanmu pada sebuah taman sepi, eh? Well, maaf kalau aku mengganggu--

Utaite : H-hei! Sejak kapan ka---

Produser : Kau mendengarkan? Kalau mau tau, sudah sejak bait pertama sebenarnya.

Utaite : *memandang horror* *mendadak malu*

Produser : Ekhem, jadi, apa kau sudah punya agensi?

Utaite : ... Maksudmu?

Produser : Jangan bercanda, dengan suara sebagus itu mana mungkin kau belum direkrut kan?

Dengan wajah bingung tidak mengerti, sang utaite memandang diam produser tersebut. Terjadi keheningan di antara mereka. Hingga akhirnya sang utaite membuka suara— mengaku bahwa dirinya tidak memiliki agensi sama sekali.

Produser : YANG BENAR SAJA--- T-tunggu sebentar, bagaimana kalau kau ikut denganku?

Utaite : Hah? Tidak! Aku tidak tertarik untuk mengikuti agensi apapun. *bangun* K-kalau begitu, permisi.

Produser : H-h-hei tunggu! *memegang bahu utaite* Yakin kau tak tertarik? Setidaknya beritahu aku apapun yang kau inginkan. Tenar? Kaya? Kami pasti akan membantumu!

Utaite : ... Aku tak memerlukannya. Sungguh. Biarkan aku pergi *mau kabur, mulai takut*

Produser : K-kalau begitu! Sebutkan apa yang kau inginkan!

Utaite : Yang kuinginkan? Apapun?

Produser : Ya! Kami akan berusaha membantumu!

Utaite : Aku... Aku ingin menemui seseorang. *menunduk, baper*

Produser : Hanya itu saja?

Utaite : *menjawab dengan tegas* Ya.

Produser : Well, dengan terkenal, tentunya kau akan bisa menemukan siapapun. Bahkan merekalah yang akan mencarimu dengan sendirinya, jadi? Mau bergabung denganku?

Utaite : *diem bentar* *ragu* ... Sungguh?

Produser : *percaya diri* Tentu!

Utaite : ... Em... Baiklah kalau begitu

SCENE 2
.
.
.
Setelah kejadian di taman saat itu, di sinilah utaite berada sekarang. Di sebuah gedung bernama Athena ENT.

Walaupun lelah, utaite tidak pantang menyerah. Berbulan-bulan sudah utaite menjalani masa-masa trainingnya, dan sebentar lagi dia telab siap untuk memulai debut dan membuat rekaman.
.
.
Hari ini merupakan jadwal utaite untuk rekaman. Dengan penuh semangat utaite mulai bernyanyi untuk rekamannya. Setelah melakukan rekaman, sang produser datang menghampirinya.

Utaite : Akhirnya, aku akan debut!

Produser : Bagaimana perasaan mu?

Utaite : Sejak kapan kau d-

Produser : baru saja

Utaite : hei, memotong ucapan seseorang itu tidak sopan tau

Produser : maaf maaf. Jadi, bagaimana perasaan mu?

Utaite : *tersenyum sekilas, lalu menatap ke kaca* Rasanya seperti mau mati.

Produser : *nyaris batuk* *tapi akhirnya ketawa* BHUK--- HAHAHAHAHA. Well, pertamanya memang begitu sih. jadi kau serius merasa seperti itu?

Utaite : tidak, aku hanya bercanda.. kau tau, ini seperti mimpi..

Produser : (memukul pelan kepala utaite) ini bukan mimpi baka

Utaite : sakit tau..

Tanpa memperdulikan ucapan utaite, produser pergi menuju coffee machine di pojok ruangan. Dan mulai meracik secangkir kopi. Sementara itu utaite terlihat sedang memikirkan sesuatu

Utaite : Tapi, meski seseram itu. Kalau aku bisa bertemu dengannya ... *makin senyum*

Produser : Oh ya ya, cepatlah bertemu dengan Pangeran Musikmu itu. Jangan lupa ajak dia ikut agensi kita, aku masih perlu banyak orang berguna disini! Hahahaha!

Utaite : ne, kau masih ingat janji mu kan?

Produser : janji?

Utaite : janji mu waktu itu! Masa kau lupa?!

Produser : membantu mu untuk menemukan pangeran musikmu itu?

Utaite : hei, dia teman berharga ku tau

Produser : ya ya.. aku akan meminta seseorang untuk membantu mu menemukannya

Utaite : baiklah *senyum*

Produser : tetapi untuk saat ini fokus lah pada debut mu.. besok kau akan memulai debut asal k au tau.. jangan sampai mengecewakan ku utaite..

Setelah mengatakan itu, produser pergi dengan segelas flat white di tangannya meninggalkan utaite sendirian.

Utaite : aku tidak akan mengecewakan mu. Terimakasih *senyum*
.
.
Hari yang dinanti pun tiba. Hari ini utaite akan memulai debutnya. Dengan semangat utaite bernyanyi.

Debut utaite ternyata sangat sukses. Utaite mulai mendapat tawaran manggung dimana-mana, seperti jamur di musim hujan.

Utaite : 'semoga kau bisa melihat ku di luar sana Kai’


SCENE 3
.
.
.
Produser : *kelabakan* Er, bagaimana ya... Kau tahu... Bukan hal yang mudah untuk menemukan orang di tempat seluas ini. *diem bentar* Hei, kita bahkan tak tau dia sedang dimana saat ini.

Utaite : Tapi--

Produser : K-kau pasti akan menemukannya, ya, jika dia mendengarkan lagumu. Dia pasti akan menemukanmu segera.

Utaite : ...

Produser : Jadi kumohon, tetaplah menyanyi.

Utaite : ... Baiklah, mungkin hanya itu yang bisa kulakukan saat ini.

Di suatu waktu yang jarang, Utaite akan kembali menanyakan perkembangan pencariannya.

Utaite : Produser-san! Apa kau sudah menemukannya?!

Produser : Maaf, Lily. T-tapi akan kuusahakan.

Lagi.

Utaite : Kali ini, apa kau sudah menemukannya?

Produser : Maafkan aku.

Utaite : Ah... T-tak masalah.

Lagi.

Utaite : Aku ... Aku ingin menemuinya ....

Produser : Aku tahu.

Lagi.

Utaite : Apa kau sudah menemukannya?

Produser : Aku sudah berusaha. Kau tahu?

Utaite : Ah ... Kau benar.

Terus begitu. Dan utaite sudah tak tahu ini adalah kali keberapa dia menanyakan hal yang sama pada Produsernya.

Sampai akhirnya, dia sudah terlalu lelah untuk bertanya. Ataupun berharap untuk dapat menemukan temannya itu.

Utaite : *menghela napas*

Teman A : Oh, hei, Lily! Apa yang sedang kau lakukan?

Utaite : Oh, hai .... Aku, aku hanya sedang berpikir. Bukan hal yang penting sih.

Teman A : Oh ya? *tersenyum miring* Lalu, benda apa yang kau genggam erat itu? Surat penggemar lagi? Woah!

Utaite : B-bukan! Tidak seperti itu ....

Teman A : Eh? Lalu? Tunggu sebentar--- *meneliti raut muka Utaite*    SURAT CINTA YA---

utaite : B-- BUKAAAN

Teman A : HEI, LIHAT! LILY DAPET SURAT LAGI.

Ring belari lari sambil sebarin berita ngawur.

Sementara itu, Utaite hanya menghela napas.

Utaite : Bukan seperti itu ....

Dia hanya sudah lelah

Utaite : kembalikan suratku Ring!

Teman A : baiklah. jangan beteriak dong Lily..
.
.
.
esok hari telah tiba. hari ini adalah hari dimana Utaite akan menyerahkan surat pengunduran dirinya.

Utaite : hah.. berat rasanya meninggalkan tempat ini, tapi untuk apa aku disini sementara tujuanku tidak tercapai (dalam hati)

Utaite mulai membuka pintu ruangan sang produser. tapi ada hal yang membuatnya terkejut.

all : SELAMAT ULANG TAHUN LILY!

Utaite yg mendapat kejutan dadakan itu hanya mematung. Ring yg tidak sabaran segera menarik utaite masuk. Kemudian bersama dengan Makoto  dan Rinto, Ring menyanyikan lagu Blessing, sementara sang produser hanya bertepuk tangan sambil menyesuaikan irama musik.

Teman A : Sekarang ucapkan permintaan mu dan tiup lilinya

Teman C : iya, ayo tiup lilinnya

Utaite : 'Semoga aku segera bertemu dengannya'

Bersama dengan padamnya lilin, dengab asap asap kecil berhembus, doanya pun terbang.

Dia hanya ingin menemukan temannya. Itu saja.

Surat pengunduran dirinya itu masih di tangannya, dan dia hanya menggenggamnya erat. Tak tahu apa yang harus dilakukan

Teman B : Hei, Ring  Benar kalau dia dapat surat lagi eh?

Teman A : Benar! Aku sendiri yang melihatnya! Dengan mata kepalaku sendiri  ... *senyum sesat*

Teman C : Cieee. Kok ga kasitau. Jadian ya?

Utaite : bukan surat cinta kok.

teman C : lalu itu surat apa ?

Utaite hanya bisa diam

produser : sudah sudah. lupakan soal surat. bagaimana kalau kita bernyanyi?

teman B : lagu apa Produser-san?

produser : Connecting bagaimna?

teman B : OK!

tiba tiba saja utaite teringat akan sesuatu. saat mereka semua mulai bernyanyi, sang utaite terasa deja vu ketika mendengar produser bernyanyi

Di antara paduan suara yang mereka ciptakan, dia bisa mendengar suara yang begitu dikenalinya Dia hanya begitu merindukan nyanyian itu. Entahlah.

utaite : 'Tidak, tidak mungkin Kai sedang ada di sini. Saat ini'

Tanpa sadar utaite menyebut nama panggilan dia untuk teman kecilnya

Utaite : Kai...

Dan sang produser menoleh.

Menatap utaite dengan pandangan heran

Produser : Er... Apa aku pernah mengenalmu sebelumnya? Atau aku memang pernah memberitahumu tentang nama kecilku?

Utaite : a-apa maksudmu?

Produser : Maksudku, hei, kau baru saja menyebutkan namaku. Darimana kau mengetahuinya?

Utaite : Maaf, tapi aku tak sedang memanggilmu. Aku hanya---

Produser : Hah? Mustahil! Hanya ibuku dan 'seseorang' yang memanggilku begitu.

Utaite :  ... Seseorang?

Produser : Yah... Begitulah. Hanya saja...

Utaite : Apa?

Produser : Hanya saja, sudah lama aku tidak bertemu dengannya

Utaite : apa yg terjadi padanya?

Produser : tidak ada yg terjadi padanya. Tetapi, aku pergi meninggalkannya tanpa pamit *menunduk*

Produser : ngomong ngomong  apa kau masih ingat nama orang yg kau cari itu?

Utaite : Namanya Shion Kaito

Produser : ... Hah? Siapa kau bilang?

Utaite : Shion Kaito

Produser : ... Bohong---

Utaite : a-ada apa?

Produser : *diem bentar, terkejut* Aku tak salah dengar, kau memang sedang memanggilku. *senyum*

Utaite : ... Maksudmu?

Produser : Hei, Ily-chan, Apa kau merindukanku? *senyum penuh arti*

Utaite : k-kau *kaget*

Produser : Ya, siapa lagi? *diem bentar*
Aku sekarang merasa agak bodoh karena mencari diriku sendiri, kau tau?

Utaite : K-kau Kai? Tapi bukankah marga mu Hasegawa?

Produser : Ya, marga ku memang berubah karena suatu hal *senyum miris*

Produser merentangkan tangannya lebar, seperti suatu sinyal minta dipeluk. Utaite yayng mengerti dengan apa yang diisyaratkan sang produser pun datang dan memeluk produser dengan hati yang gembira.

Produser : jadi sebenarnya kau kangen tidak sih padaku?

Utaite : Tentu saja. Akhirnya aku bisa bertemu dengan mu *senyum*

Produser : Hoho, ya. Tapi kau seharusnya bisa menemukanku lebih awal sih. Bisa bisanya kau melupakan teman gantengmu ini--- *senyum jahil, ntarnya berubah jadi senyum normal*
*dalam hati* Aku juga senang bertenu dengan mu lagi.



Produser : Dan... Hei... Mau sampai kapan kau memelukku?

Utaite : HAH? OH MA-MAAF AKU TERLALH TERBAWA SUASANA— dan apa-apaan wajah konyolmu itu hah?! *mukul lengan produser*

Hari itu, pada hari ulang tahunnya. Harapannya terkabul dan suara tawa yang riang terdengar memenuhi ruangan tersebut.
'
THE END

Ryu no Uta

Posted by Unknown

// Copyright © Athena Academy //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //