Newest Post

// Posted by :Unknown // On :Rabu, 13 Juli 2016

WIZARD OF OZ



Pada suatu hari, hiduplah seorang gadis ramah dan baik hati bernama Sayu. Ia tinggal di desa kecil bersama temannya, Tianyi.
Tianyi: (menoleh ke arah Sayu) Sayu! Tolong petik buah-buahan di pekarangan rumah kita! (membawa beberapa peralatan pertanian)
Sayu: "Paan lu main nyuruh aja. Capek tau." (nguap)
Tianyi: (melemparkan pisau dan keranjang) "Somplak amat. Buruan gih entar kagak sempet dijual. Gak makan lagi hari ini mau lu?"
Sayu: Oke dah! (membuka pintu rumah dan mulai memetik buah-buahan)
Sayu: Ah, langitnya gelap sekali. (menatap ke langit yang mulai gelap)
Tianyi: Woi Sayu(r)! Sudah selesai belum?!
Sayu: Sebentar! Tian(g)yi, lihat deh, sepertinya akan terjadi badai malam ini.
Tianyi: Wah, masa? (menyibak tirai jendela dari dalam rumahnya)Iya, benar. Ayo bantu aku membereskan semuanya!
Sayu: (masuk ke dalam rumah) Baiklah.
Tiba-tiba datang angin puting beliung dan dengan cepat menghantam rumah mereka.
[]
Sayu: (mengedipkan mata dan melihat ke sekeliling) Eh, ini di mana?! (melihat keranjang buah dan mengambilnya) "Sampe-sampe nih keranjang kebawa juga."
Haku: AH! MAKASIH NONA UDAH BUNUH PENYIHIR JAHAT DARI TIMUR~!(memeluk Sayu erat-erat)
Sayu:(kaget) "BUSET SIAPA LU?MAIN PELUK-PELUK AJA!" (Ngelepasin diri)
Haku: (Pokerface) "Aku seorang pemburu penyihir."
Sayu:“E-Eh?”(melihatseseorangtertimparumahnya)Orang itu siapa? Kasian amat ketiban rumah gede kek gitu.Ah! Aku harus ngapain! Dia kan udah mati, ntar aku dituduh ngebunuh oranggimana dong! (panik)
Haku: Santai aja. Dia itu penyihir jahat dari barat!
Sayu: O-Oh, gitu ya. Ngomong-ngomong, aku di mana?
Haku: Ini di Oz! Masa gak tahu sih?!
Sayu: Lah, gak tahu ane. Aku kan bukan orang sini. Omong-omong, tahu caraku biar bisa ke Kansas lagi gak?
Haku: Kansas? Apa itu?
Sayu: Itu ... um, rumahku...Masa kagak tau sih?
Haku: Emang kagak. Tapi Penyihir Agung Oz kayaknya tahu deh,
Sayu: Wah? Kenapa harus dia? Ciee, berarti lu gak tauu~
Haku: Soalnya dia bisa ngabulin segala permintaan kita! ... Dan gua beneran gak tau, woi.
Sayu: Maap, maap," (ngakak) "Kalau gitu gimana caranya aku ketemu dia?
Haku: Tinggal ikuti jalan berbatu bata berwarna kuning ini. Tapi ambillah sepatu penyihir dari utara ini."
Sayu: (berpikir sejenak) "Tadi lu bilang penyihir jahat dari timur, kenapa sekarang penyihir dari utara? Yang bener yang mana?"
Haku:"Sebenarnya penyihir ini berasal dari selatan."
Sayu: "..."(menggampar wajahnya sendiri)
Haku: "Sudah ambil saja. Ini pasti berguna untuk perjalananmu. (memberikan sepatu ke Sayu)
Sayu: (memandangi sepatunya) "Tapi ... Ini 'kan namanya nyolong"
Haku: "Orangnya udah mati gini jadi gapapa." (watados)"Lagian dia juga nyolong dari tukang loak."
Sayu: (facepalm)Oh, oke ... Makasih ya. (membungkuk, kemudian pergi)
[]
Hari itu Sayu berjalan dengan senyuman di wajahnya, petualangannya pun dimulai. Di perjalanannya, ia bertemu seseorang yang tengah bermain sendiri sambil tertawa. Terkadang ia menghitung jumlah tumbuhan yang tumbuh di sana. Dan pada saat itu juga orang itu memandang ke arah Sayu.
Rin: (nyengir) Hai, Nona! Kamu lagi ngapain?
Sayu: (tersentak) O-Oh, halo juga. Umm, gue lagi napas. Masalah?"
Rin: (pasang muka bingung) "Kenapa kamu lagi napas? Kuker amat."
Sayu: (menahan diri agar tidak menggampar muka rese di depannya) Sebenarnya saya sedang dalam perjalanan"
Rin: "Perjalanan? Memangnya mau kemana?" (Nyengir sambil mencabuti rumput yang masih segar)
Sayu: Saya ingin pergi ke tempat Penyihir Agung Oz. (nahan esmosi)
Rin: Agung ... Ojan? Apa tadi? (Masih menyengir, sesekali berputar-putar mengelilingi Sayu)
Sayu: Penyihir Agung Oz. Katanya, ia dapat mengabulkan segala permintaan kita! (semangat)
Rin: Begitu ... (mengangguk-angguk) Apakah ia bisa memberiku kepintaran? Aku mau belajar membedakan macan dan harimau. (Pose berpikir)
Sayu: Oh, bisa dong. Dan ... Macan sama harimau itu sama,mbak. (sweatdrop)
Rin: "Hmm... Perasaan beda deh."
Sayu: (menarik tangan Rin) Sudahlah!Ayo ikut denganku melewati jalan batubata berwarna kuning ini dan kita akan sampai di tempat Penyihir Agung Oz.
Rin: Yeay, oke! (Bersorak girang)
Sayu: Sebelum itu ... Boleh kutahu siapa namamu?(Tersenyum tipis) Namaku Yurika Sayu.
Rin: KagamineRin! Salam kenal ya Sayu! (Berjabat tangan dengan penuh semangat)
Dalam hati, Sayu menyayangkan orang-orang negeri oz yang kebanyakan rada-rada absurd. Tapi diajuga bersyukur karena beberapa dari mereka bersikap baik dan ramah.
[]
Sayu dan Rin pun berjalan bersama menuju tempat Penyihir Agung Oz. Di tengah perjalanan, mereka melihat seorang perempuan yang tengah bersandar di pohon seraya memegang sebuah pedang. Tubuhnya terdapat banyak bercak darah dan iaterengah-engah.
Rin: Itu orang kenapa ya? Kok berdarah gitu sih? Emang ada perang? Kayaknya gak ada deh. (bingung)
Sayu: E-Entahlah ... (Bergidik)"Apalagi ia membawa pedang penuh bercak darah seperti itu. Seharusnya kita tidak boleh mengganggunya."
Rin: Oh, oke kalo gitu. Akan kuhampiri dia—“ (lengannya ditarik oleh Sayu dan mereka bersembunyi di semak-semak agar tidak ketahuan oleh orang itu)
Sayu: (menjitak kepala Rin) Sudah kubilang jangan mengganggunya! Dengar gak sih?
Rin: Hehe maaf. Tapi, kita gak boleh ngebiarin dia kayak gitu. Kalo dia mati gimana coba? Entar kita dapat dosa karena tidak bisa mencegahnya. (menunjuk ke arah bercak darah yang ada di baju orang itu) "Lagipula kan kasihan, kayaknya dia kesakitan!"
Sayu: Iya juga sih. Kalau gitu, aku akan menghampirinya. (berdiri dan berjalan menghampirinya)
Rin: Hati-hati! Jangan sampai mati muda!
Sayu menoleh dan memandang Rin dengan tatapan diem-lu-atau-gak-gua-ajakin-lu-ikut-lagi. Rin mengangguk seolah mengerti, padahal sebenarnya dia sedang merenggangkan otot lehernya yang agak kaku.
Sayu pun berjalan ke arah orang itu dengan hati-hati.
Sayu: P-Permisi ...
Yukari: (Menatap tajam Sayu) ... Mau apa lu?
Sayu: (tersenyum miris sambil menggigit bibir bawah) U-Uh, jadi begini ... A-Apa kau kesakitan?
Yukari: Hah? (Bingung, tapi masih menatap Sayu tajam)
Sayu: (Menunjuk ke arah baju Yukari yang penuh dengan darah) Pakaianmu ... Penuh darah ... Apa kau terluka?
Yukari:"Ini bukan darahku." (Terdiam selama beberapa detik) ... Aku habis membunuh orang.
Sayu: (Menjerit tertahan seraya melotot ke arahnya) Ap?!
Rin: (Keluar dari semak-semak) Sayu, ada apGILA! SEREM AMAT! (memucat)
Sayu: (menyikut lengan Rin) Jangan keras-keras ngomongnya! Nanti digigit!
Yukari: (memicingkan matanya ke arah mereka berdua) Jadi kalian mau apa?
Sayu: Ugh kami mau bertemu Penyihir Agung Oz.
Yukari: Ngapain?
Sayu: Katanya dia bisa ngabulin segala permintaan kita! Aku ingin pulang ke rumahku,
Rin: Dan aku ingin jadi anak pintar!
Yukari: (berpikir sejenak) Ya udah, aku ikut deh. Aku juga ingin punya belas kasihan,
Sayu: Namamu ?
Yukari: Yuzuki Yukari.
[]
Kemudian Sayu, Rin, dan Yukari pun melanjutkan perjalanan mereka mengikuti jalan berbatu kuning.
Yukari: (mengacungkan pedang ke semak-semak) Keluar!
Rin: EH YUKARI KENAPA?! (kaget)
Yukari: Ada yang bersembunyi di balik semak-semak itu. (menunjuk pepohonan) "Keluar, nyet! Gua gak gigit!"
Rin: Hantu ya? Ih serem!
Sayu: Siapa pun di sana, keluarlah. Kami tidak akan menyakitimu mungkin?
Yowa: (keluar dari semak-semak sambil menangis)
Sayu: Lah... Kenapa kamu menangis?
Yowa: A-Aku menangis karena temanmu menyeramkan …”
Yukari: "Lu bilang gua serem?" (melotot) "Badai gini dibilang serem, dasar katarak."(kibas rambut sementara)
Yowa: "K-Kyaaaa!! Aduh, keluar ... Keluar cairaan!" (tak kuasa menahan ngompol)
Rin: "Err ... Kayaknya kau berlebihan deh, Yukari ..." (speechless)
Yukari: Hmph! Kalau kau tidak mencari gara-gara denganku, aku tak akan menyakitimu, (menurunkan kembali pedangnya)
Yowa: Andai ada yang bisa mengabulkan permintaanku ... aku hanya ingin keberanian,
Rin: Kalau gitu ayo ikut kami bertemu Agung Sihir Ozo! Kamu pasti bisa dapet keberanian!
Sayu: (menepuk pundak Rin) "Penyihir Agung Oz, Rin." (memandang Yowa) "Ayo kita pergi bersama-sama!"
Yowa: Baiklah kalau begitu A-Aku Shion Yowa.
Mereka semua pergi ke istana Penyihir Agung Oz bersama-sama. Akhirnya, mereka pun tiba di kota Emerald, sebuah tempat yang paling indah yang pernah mereka lihat. Mereka berjalan ke istana yang ada di sana. Setelah meminta kepada penjaga untuk menemui Penyihir Agung Oz, mereka pun sampai di sebuah ruangan sangat luas. Di sana, duduk seorang perempuan yang cantik.
Defoko:"Selamat datang di kerajaan ini," (mengayunkan tongkat sihirnya) "Aku Oz. Penyihir di dunia ini. Apa yang membawa kalian datang ke sini?
Sayu: Aku ingin pulang ke Kansas.
Rin: Aku ingin menjadi pintar.
Yukari: Aku ingin rasa belas kasihan.
Yowa: Aku ingin keberanian.
Defoko: Maaf, namun aku tidak bisa membantu kalian. Kecuali jika kalian membawakanku gagang sapu milik Penyihir Jahat dari Barat.
Sayu: (Memicingkan mata) "Wah bilang aja kalo lu kagaj bisa. Jadi selama ini lu ngibulin orang-orang doang. Ckckck," (menggelang-gelengkan kepala)
Defoko: "Asem! Lu katabuaya darat!" (Gebrak meja)
Yukari: Woles napa," (ngancungin pedang) "Jadi... Bagaimana kami bisa menemukan Penyihir Jahat itu?
Defoko: Sebelumnya aku peringatkan kalian karena semua orang yang pergi menemui Penyihir Jahat tidak pernah kembali lagi.
Yowa: Hah? Apa yang terjadi dengan mereka? (hampir menangis)
Defoko: "Entahlah, mungkin mereka dikutuk jadi batu—"
Yowa: "Hueee aku takut kena kutukan malin kundang—"
Defoko: "Atau mungkin dibunuh—"
Yowa: (pingsan)
Yukari: "Bagaimana cara kami agar bisa sampai ke sana?"
Defoko: Kalian ikuti saja jalan ke Barat. Kalau beruntung kalian akan menemukan kastil Penyihir Jahat.
Yukari: Ugh. Kalau beruntung ...
Sayu: Terima kasih.
Setelah Yowa sadar, mereka pun meninggalkan istana dan berlari ke arah Barat secepat yang mereka bisa. Keempatnya merasa sangat lelah dan memutuskan untuk beristirahat.
Penyihir Jahat dari Barat, yang hanya memiliki satu mata, namun memiliki kemampuan seperti teleskop, bisa melihat ke mana saja dengan ruang lingkup yang sangat luas. Ia melihat keempatnya dan menyadari sepatu merah Sayu. Lalu ia memanggil budaknya, monyet-monyet bermuka nyebelin yang bersayap.
Gakuko: Cepatlah kemari, monyet. Tangkap gadis berkerudung merah itu dan bawa ia ke sini. Aku menginginkan sepatu ajaibnya.
Padahal kenyataannya tidak ada gadis berkerudung merah.
[]
Monyet-monyet bersayap itu terbang ke langit. Langit pun menjadi gelap ketika mereka terbang ke arah Sayu dan teman-temannya. Yukari adalah orang pertama yang melihat mereka.
Yukari: Monyet-monyet bersayap!! Cepat, lari dan sembunyi!!
Tapi itu terlambat! Tiba-tiba monyet-monyet itu berada di atas mereka. Keempatnya mencoba melawan, namun gagal! Monyet-monyet itu terlalu banyak. Namun para monyet itu kebingungan, karena di sana tidak ada yang memakai kerudung merah. Yang ada gadis yang membawa keranjang, membawa pedang, yang selalu nyengir, dan yang dari tadi menangis mulu.Karena bingung, akhirnya monyet-monyetitu menangkap Sayudan membawanya kembali ke kastil.
Gakuko: Berikan sepatu itu padaku!
Sayu: Enak saja! Ini punyaku! Makanya modal dong!"
Gakuko: "...Dasar kau ..."
Budak Penyihir Jahat pun mencoba melepas sepatu Sayu. Namun sepatu itu sepatu ajaib yang berarti tidak bisa dilepas begitu saja kecuali jika Sayu yang meminta sepatu itu lepas.
Gakuko: Kalau kau tidak mau memberikan sepatumu, aku akan membunuhmu!
Sayu: (memeluk lututnya erat-erat) "Gak bakal, dasar sinting!"
Gakuko: (marah) "APA KAU BILANG?!" (melipat tangannya) Huh, baiklah. Aku akan kembali satu jam lagi. Kalau kamu tidak memberikan sepatunya, aku akan membunuhmu. Kali ini beneran. Gak ada nawar lagi.
Satu jam berlalu dan Penyihir Jahat kembali. Ia tak menyadari bahwa Yukari, Yowa, dan Rin sedang memanjat dinding. Sekali lagi Penyihir itu meminta sepatu Sayu, namun Sayu tetap menolak. Tepat saat itu Yowa memecahkan kaca dan Yukari mengacungkan pedangnya.
Rin: MANA PENYIHIR JAHATNYA! (mengacungkan ranting)
Yukari: Itu, bodoh! (menunjuk Penyihir Jahat)
Rin: Masa? Gak keliatan kayak penyihir jahat tuh. Malah dia kayak orang biasa-biasa saja.
Sayu: Aduh, Rin. Ini bukan waktunya jadi oranglemot...
Gakuko: Heh, bocah. Gak usah sok jadi pahlawan dan ini bukan taman kanak-kanak. Pergi kalian kalau masih ingin hidup!
Yukari: Dih, enak saja. Gak tahu ya aku udah pro dalam hal bertarung!
Rin: "Dan juga, gua bukan bocah, nenek pesek!" (teriak kencang)
Gakuko: Halah modal pedang doang. Gak ada apa-apanya sama sihir yang kupunya. ... DAN SIAPA YANG KAUPANGGIL NENEK PESEK?!
Rin: "Siapa nanya." (menjulurkan lidahnya) Eh jadi ini debat ya bukan serang-serangan kayak perang gitu ... Tak kusangka nenek mancung ke dalam ini begitu lemah~
Gakuko: Monyet! Tangkap mereka! (menyerukan titahnya dengan penuh amarah)
Empat monyet bersayap meloncat ke arah Yowa.
Yowa: Sebenernya aku dari tadi nahan buang air kecil tapi demi Sayu aku rela! (mengalahkan mereka dengan ranting pohon berujung runcing)
Gakuko: (mengambil obor dan mendekatkannya ke rambut Yowa) "MATI KAU, BOCAH TENGIK!"
Sayu: (mengambil ember air terdekat dan melemparnya ke Penyihir Jahat)
Gakuko: BUSET. JANGAN AIR ITU BODOH. (memudar dan hilang)
Ternyata cairan tersebut merupakan ramuan berbahaya yang Penyihir Jahat buat. Semua makhluk yang ada di dalam kastil itu senang karena akhirnya mereka terbebas dari kutukan Penyihir Jahat. Sayu mengambil sapu milik Penyihir Jahat di lantai. Keempatnya mengucapkan selamat tinggal kepada makhluk di kastil dan kembali ke istana Penyihir Agung Oz.
Di perjalanan menuju istana, Sayu teringat sesuatu.
Sayu: "Apa diantara kalian ada yang ingat jalan untuk kembali ke istana?"
Yowa: "Eh? (Menggaruk kepalanya) A-aku tidak ingat... maaf..."
Yukari: "Harusnya kita menebar sesuatu di sepanjang jalan, agar kita tidak tersesat seperti ini. Mungkin darah?"
Yowa: (Menjerit takut) "J-jangan darah!"
Sayu: "Apa kalian tidak merasa aneh? Untuk apa penyihir Oz menyuruh kita mengambil gagang sapu Penyihir Jahat? tidak berharga sama sekali."
Rin: "Mungkin penyihir Oz menyuruh kita memenuhi permintaan kita sendiri."
Kini atensi terarah kepada Rin.
Rin: "Maksudku begini ... Yowa, kau ingin berani, kan?"
Yowa: (mengangguk) "Tentu saja..."
Rin: "Nah, di saat melawan Penyihir Jahat, kau tidak gentar sama sekali. Kau tetap berusaha untuk menyelamatkan Sayu. Kau pemberani, Yowa ..."
Yowa: (terpukau)
Rin: "Dan Yukari ... kalau kau tidak punya belas kasihan, maka kau tidak akan menyelamatkan Sayu dari bahaya. Meski kau seorang pembunuh, tapi kau masih punya sisi baik, Yukari ..."
Yukari: "Dan kau Rin, kau mendadak jadi pintar. Rasanya tadi kepalamu tidak terbentur apa pun."
Rin: "Menurutku, sebenarnya aku pintar, hanya saja hilang bagai butiran debu."
Sayu: "Kau bisa-bisanya bergurai disaat seperti ini..." (Spechless)
Semua kembali memperhatikan Sayu.
Yowa: "Apa hanya Sayu yang keinginannya tidak terpenuhi?" (Menunduk sedih)
Yukari: "Kalau si Penyihir Jahat ingin mengambil sepatu itu, pasti sepatu itu memiliki kekuatan sihir."
Rin: "Mungkin saja itu adalah kunci agar Sayu kembali ke dunianya! Coba saja, seperti diketukkan ke tanah, dijilat, atau diapalah!"
Sayu: (Memandangi tanah sejenak) "Mungkin... Aku akan coba mengetuk-ngetuk sepatu ini ke tanah. Siapa tahu berhasil."
Yowa: "Kuharap itu berhasil, Sayu."
Sayu pun mencoba mengetukkan sepatunya ke tanah. Kemudian cahaya keemasan berpedar mengelilingi Sayu. Lama kelamaan bayangan Sayu mulai memudar seiring dengan waktu yang terus berjalan.
...
Sayu mengedipkan matanya saat mendengar suara Tianyi yang terus-terusan memanggilnya. Saat matanya terbuka, dapat terlihat wajah Tianyi yang menatapnya dengan tatapan yang err, berseri-seri?
Sayu: "Loh, aku sudah di rumah?"(menguap) "Tianyi..." (terharu)
Tianyi: "SAYUUU! Hari ini kita dapat banyakdanabantuan dari pemerintah, dan kita bisa makan yey!"
Sayu: (sweatdrop) "... Kamu gak khawatir sama aku?
Tianyi: (pasang muka bego) "Hah? Ngapain juga harus khawatir?"
Sayu: "Buset dah, gua ngilang kemaren dan baru balik hari ini tapi lu sama sekali kagak khawatir? Temen macem apa lu?"
Tianyi: "Jangan ngelantur, nyet! Lu ada di sini daritadi, sejak ada badai gede gitu dan kerjalu cuma tidur."
Sayu: "Hah? Serius?"
Tianyi: "Duarius. Udah buruan mandi, terus kita metik buah lagi di kebon." (Pergi keluar kamar)
Sayu terdiam di tempatnya untuk beberapa saat. Aah! Mana mungkin petualangan hebatnya adalah mimpi, itu terlalu nyata untuk disebut sebagai mimpi. Biarlah hanya dia yang mengetahuinya. Dan ia pun bertekad tak akan pernah melupakan petualangannya di Dunia Oz.

tamat

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © Athena Academy //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //